Rabu, 08 April 2009

Calon Gubernur Pilihan Partai Golkar

Oleh; M.J Latuconsina


Menjelang batas waktu proses pendaftaran calon gubernur (cagub) , dan calon wakil gubernur (cawagub) di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Maluku, partai-partai politik di daerah ini mulai disibukan dengan proses rekrutmen cagub dan cawagub. Proses rekrutmen cagub dan cawagub tersebut, sekaligus ditindaklanjuti dengan pengesahan figur cagub dan cawagub yang terpilih oleh partai politik pengusung.  
Tidak terkecuali Partai Golongan Karya (Golkar) Maluku, pada 26 Juli 2008 lalu, telah melakukan proses rekrutmen cagub. Proses rekrutmen tersebut, dilakukan melalui Rapat Tim Pilkada Pusat Partai Golkar, dalam rangka pemilihan dan penetapan cagub Maluku dari Partai Golkar, yang berlangsung di Sekretariat DPD Partai Golkar Provinsi Maluku.  
Meskipun proses rekrutmen itu, dipenuhi ketegangan yang dirasakan sejumlah simpatisan beserta massa pendukung, dan undangan yang menghadiri hajatan politik partai yang berorientasi program itu. Namun, kondisi ini tidak berlanjut dengan terjadinya bentrokan fisik, antara simpatisan beserta massa pendukung yang menjagokan figur mereka, sebelum dan sesudah hajatan politik itu.
Dari proses rekruitmen itu, Muhammad Abdullah Latuconsina mengantongi 60 suara dari total 98 suara delegasi yang memberikan hak pilih. Sementara Azis Samual dan Muhammad Saleh Latuconsina sama-sama mengumpulkan 12 suara, sedangkan Ruswan Latuconsina memperoleh 8 suara, Basa Alim Tualeka mendapatkan 3 suara, yang disusul Thamrin Ely memperoleh 2 suara, dan Samuel Kololu menempati posisi kunci dengan hanya meraih 1 suara.
Proses rekrutmen cagub yang dilakukan partai yang mengusung sprit kolektivisme ini, merupakan bagian dari implementasi fungsi rekrutmen politik Partai Golkar, guna menyeleksi warga negara untuk kemudian di orbitkan menjadi calon-calon pimpinan. Rekrutmen politik tersebut lebih dikhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup menonjol. Sehingga para figur cagub yang berpartisipasi dalam proses rekrutmen itu, merupakan figur-figur cagub yang memiliki bakat yang cukup menonjol.(Haryanto,1984).
Kemenangan yang diraih Memet Latuconsina, sekaligus menghantarkan ia sebagai cagub yang resmi dicalonkan oleh Partai Golkar, yang akan maju bertarung dalam pilkada langsung Maluku 9 Juli 2008 mendatang. Sukses yang diraihnya, tidak terlepas dari posisinya selaku ketua DPD Golkar Maluku. Dengan posisi ini, memudahkannya untuk memobilisasi dukungan (mobilization of support) internal Partai Golkar. Sehingga tidak mengherankan, ia mampu melejit mengalahkan bakal cagub lain, yang bertarung bersamanya.
 Padahal awalnya, langkah Memet Latuconsina untuk mencalonkan diri melalui partai yang ia pimpin, diragukan banyak kalangan. Ia kerap disebut sebagai bakal cagub underdog yang tidak populer di mata publik Maluku. Bahkan dari perkiraan semula, ia tidak bakal melaju menggunakan kendaraan partai beratribut kuning ini. Pasalnya terdapat bakal cagub lain yang mengunggulinya. Hal ini nampak dari hasil survei tahap pertama yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), justru tidak mengunggulkannya pada posisi pertama bakal cagub yang populer dimata publik Maluku. 
Namun angin politik-pun berbalik dan berpihak kepadanya. Hal ini nampak tatkala dihelat Rapat Tim Pilkada Pusat Partai Golkar, dalam rangka pemilihan dan penetapan cagub Maluku dari Partai Golkar pekan lalu, jutsru Memet Latuconsina melejit suarnya mengungguli enam figur bakal cagub lain, yang berkontestasi bersamanya untuk memperebutkan cagub dari partai berlogo beringin itu. Kemenangan yang di raih Memet Latuconsina, adalah kepercayaan (trust) yang diberikan Partai Golkar Kepadanya sebagai cagub.
Kepercayaan tersebut perlu ditindaklanjuti Memet Latuconsina dengan berupaya untuk memenangkan partainya golongan fungsionalis ini dalam pilkada langsung. Apalagi dari internal Partai Golkar beserta massa pendukunya (mass of support), menaruh harapan besar agar jabatan gubernur Maluku mendatang dijabat oleh kader Partai Golkar. Harapan tersebut tentu perlu direalisasikan dengan memenangkan partai yang mengedepankan prinsip kekeluargaan ini pada pilkada langsung.  
 Dibalik sukses penetapan cagub Partai Golkar itu, masih meyisahkan satu agenda, yakni menetapkan calon wakil gubernur (cawagub), yang akan berpasangan dengan Memet Latuconsina. Sesuai mekanisme internal Partai Golkar, akan diajukan tiga bakal cagub untuk mendampingi Memet Latuconsina selaku cagub. Proses pengajuan cawagub sekaligus penetapan cawagub, akan dilakukan oleh Partai Golkar sebelum KPUD Maluku menutup pendaftaran cagub, dan cawagub pada 14 April 2008 mendatang.
 Posisi cawagub yang bakal berdampingan dengan Memet Latuconsina selaku cagub, sangat strategis dalam kontestasi pilkada langsung Maluku. Sehingga kalau Partai Golkar mampu mengakomodir figur cawagub, yang populer dan memiliki basis pemilih rill di Maluku, dipastikan akan menjadi faktor penentu untuk mempush kemenangan partai beridiologi developmentalis ini dalam pilkada langsung Maluku.
Apalagi partai yang mengusung spirit kegotong-royongan ini memiliki struktur kepengurusan yang komplet disemua lini, memiliki kader yang berkualitas, memiliki basis finansial yang memadai, dan memiliki basis konstituen yang jelas, tentu memiliki kans yang cukup besar untuk memenangkan pilkada langsung Maluku. Sehingga selaku figur yang diakomodir Partai Golkar sebagai cagub, Memet Latuconsina harus mampu menggunakan keunggulan mesin partai untuk memobilisasi pemilih (mobilization of voters) guna meraih suara sebanyak-banyaknya pada pilkada langsung.  
Meminjam pendapat Deni (2006) bahwa, partai politik mengerahkan dukungan pemilih (support of voters) untuk para calon yang diajukan dengan maksud merebut jabatan pemerintahan. Dengan menjalankan fungsi memobilisasi pemilih oleh partai politik, berarti partai politik berusaha mempersuasi kepentingan pemilih, yaitu memilih partai politik tersebut saat pemilu diselengarakan. (Faturahman, Sobari, 2002).
Dengan keunggulan mesin partai yang dimiliki Partai Golkar, tentu akan berdampak signifikan terhadap bekerjanya mesin partai dalam memobilisasi pemilih guna memenangkan calon yang diusungnya. Sehingga dalam posisi seperti ini, citra Memet Latuconsina yang tengah menanjak naik menjelang pilkada langsung, perlu bersinergi dengan Partai Golkar untuk memenangkan pilkada langsung Maluku.
Pengalaman membuktikan, dibanyak daerah yang lebih dulu melaksanakan pilkada langsung, sinergitas antara pasangan cagub bersama partai politik pengusung, akan menjadi faktor yang paling menentukan dalam memenangkan pilkada langsung. Oleh karena ini, konsolidasi internal Partai Golkar, yang dibarengi dengan peningkatakan popularitas figur cagub menjelang pilkada langsung, adalah salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan pilkada langsung.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar